selamat datang di blog danangpras tempat wisata magelang terimakasih telah berkunjung

translate

Kamis, 29 Oktober 2015

candi pawon


Candi Pawon merupakan candi yang terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Tepatnya berada di  Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Candi yang berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat dan sebuah bilik di dalamnya ini berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan Candi Mendut. Letak Candi Pawon cukup tersembunyi, dikelilingi rumah penduduk. Tersusun dari batuan vulkanik dengan perpaduan gaya bangunan Hindu Jawa kuno dan India, serta kemiripan corak ragam hias dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur, para ahli sepakat bahwa ketiga candi ini dibangun pada abad yang sama. Hal ini dipertegas dengan Prasasti Kayumwungan atau Prasasti Karangtengah yang bertanggal 26 Mei 824 Masehi.
Saat tiba di Candi Pawon suasana terlihat begitu tenang. Tembang Jawa mengalun pelan entah berasal dari rumah warga atau kios penjual suvenir. Hiasan kala makara terpampang di atas pintu masuk candi. Atap candi yang berbentuk limas dihiasi dengan stupa-stupa berukuran kecil. Sebagai penggambaran dari Gunung Meru, di dinding Candi Pawon terdapat relief mahluk kayangan seperti kinara-kinari (burung berkepala manusia), relief pundi-pundi, relief pohon kalpataru atau pohon hayati, dan relief bodhisattva. Semua relief tersebut terpahat pada dinding luar candi. Sedangkan di dalam candi, tidak ada satupun relief atau arca yang ditemui, yang ada hanyalah bilik kosong.
Menyoal nama candi, kata pawon sendiri memiliki beragam makna dan penafsiran. Dalam Bahasa Jawa katapawon berarti dapur atau tempat yang biasa digunakan untuk memasak. J.G. de Casparis mengatakan bahwa kata pawon berasal dari kata perawuan atau perabuan. Sedangkan penduduk sekitar mengungkapkan bahwa katapawon berasal dari pawuan yang berarti tempat pembuangan atau pembakaran sampah. Semua kata tersebut merujuk pada satu hal yakni adanya api atau proses pembakaran di Candi Pawon. Entah hipotesis mana yang benar, namun di dalam bilik candi terdapat 6 lubang angin yang bisa berfungsi sebagai tempat keluarnya asap hasil pembakaran. Lubang angin ini tentu saja menjadi pembeda arsitektur Candi Pawon dengan candi-candi lain yang biliknya tertutup rapat. Selain dinamakan Candi Pawon, penduduk lokal juga menyebutnya dengan nama Candi Brajanalan yang berasal dari kata vajra (halilintar) dan anala (api).
.

Senin, 26 Oktober 2015

air terjun kedung kayang

Obyek wisata Air Terjun Kedung Kayang terletak di alur Sungai Pabelan yang berasal
dari 2 (Dua) gunung yaitu :
1) Gunung Merbabu
2) Gunung Merapi
Berada pada ketinggian 950 dari permukaan laut, Kedung Kayang terletak di perbatasan kabupaten Magelang dan kabupaten Boyolali, diantara Desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang dan Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jarak yang harus ditempuh dari lokasi terdekat :
1) Dari Kabupaten Magelang : 30 km
2) Dari Kabupaten Boyolali : 30 km
3) Dari Yogyakarta : 55 km
Kedung Kayang terletak tepat ditengah jalan tembus Magelang-Boyolali dan terletak di kawasan jalur wisata SBB (Solo-Selo-Borobudur). Obyek wisata Kedung kayang adalah wisata alam berupa air terjun alami dengan ketinggian 39 m dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Air yang mengalir di Air Terjun tersebut mengalir sepanjang tahun, berasal dari 4 (empat) Mata Air yaitu:
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.500, didalam kawasan wisata kedung kayang juga terdapat tempat istirahat bagi pengunjung.Pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai alami dengan air yang cukup jernih, selain itu pengunjung dapat bermain air di bawah air terjun .
Nama Kedung Kayang diperoleh dari Para Empu yang berada di sekitar Kedung Kayang, yaitu:
1.Empu Panggung
2.Empu Putut
3.Empu Khalik.
Pada jaman dahulu para empu tersebut sering mengadakan pertemuan di lokasi tersebut. Menurut para empu bahwa sungai Pabelan sangat memberikan barokah pada masyarakat sekitar sungai itu, walaupun sungai itu sebagian besar berasal dari Gunung Merbabu dan sebagian dari Gunung Merapi, tetapi sangat dipercayai bahwa Sungai tersebut tidak akan mengalirkan Lahar Panas dari kedua Gunung tersebut. Karena sangat dipercayai bahwa ditempat itu ada yang menunggu yaitu Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih.
Para empu tersebut di atas mengadakan pertemuan yang tujuannya akan mengadakan adu kesaktian yang berupa Tanding Balang (Adu Lempar). Tanding Balang tersebut dilaksanakan pada bulan Suro (muhharom). Yang intinya “Siapa yang bisa Balang Kedung itu dengan telur angsa melempar Kedung dengan telur) dan masih utuh bila sampai di kedung itu maka dialah pemenangnya.
Ternyata telur tersebut semuanya dari ketiga empu tersebut pecah setelah masuk di kedung tersebut, kemudian para empu tersebut menuruni tebing untuk melihat kedung itu. Namun anyangannya (cengkarang) telur itu tidak ada di dalam kedung tersebut. Atau hilang tanpa bekas. 
Para empu tersebut sepakat untuk memberikan nama kedung tersebut dengan nama Kedung Kayang. Selanjutnya pecahan dari telur itu oleh Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih ditimbulkan berupa Mata Air yang berada di depan Air Terjun yang akan mengalir sepanjang tahun.

Adapun Mata Air yang timbul adalah: 
 Telur Empu Putut jadi mata air yang keluar dari batu di tengah tebing bagian utara.
  1. Telur Empu Panggung jadi mata air yang keluar disebelah Timur Air Terjun.
  2. Terjun Empu Khalik menjadi mata air yang keluar disebelah barat Air Terjun. 
Ketiga mata air tersebut keluar atau muncul dari sela-sela retakan batu besar. Dibelakang Air Terjun terdapat Goa dengan lebar ± 2 m dan tinggi ± 2,5 m dengan panjang tak terbatas (tidak dapat diketahui) karena tidak ada ujungnya.
Bila ada yang mau masuk ke dalam Goa tersebut harus masuk dulu di kedung kemudian naik sekitar 1,5m di belakang terjunan air. Goa tersebut pada jaman dahulu sering digunakan Topo atau bersemedi oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus untuk meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa.

Kedung Kayang terdapat keunikan dan keanehan tersendiri, yaitu bila di bulan Suro (muhharom) pada hari malam Jum’at Kliwon sering terdengar suara/ alunan Gamelan Jawa dan pada hari Kamis Wage semua kera-kera yang ada di sekitar Kedung Kayang berkumpul di atas air terjun tersebut. Dan masih banyak keajaiban yang lain yang sering ditemui oleh masyarakat setempat maupun pengunjung yang berada di Kedung Kayang.

Mata air yang ada di sekitar air terjun itu ada yang bernama mata Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk berbagai keperluan dan tujuan.   Ada juga yang dinamakan Mata Air Kinasihan yang juga dipercaya bermanfaat besar bagi yang memerlukan.

Kamis, 22 Oktober 2015

candi selogriyo







Di lereng timur kaki Gunung Sumbing ,berdiri megah candi berusia ratusan tahun yaitu Candi Selogriyo. Candi ini terletak di lokasi terpencil dari pemukiman penduduk, dan tersembunyi diantara bukit Giyanti , Condong dan Malang. Candi Selogriyo berdiri berdiri megah di Dusun Campurrejo , Desa Kembangkuning Kecamatan Windusari , Kabupaten Magelang. Konon candi ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu abad ke-8 Masehi. Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Hindu.

Candi Selogriyo, yang disebut-sebut sebagai peninggalan Wangsa Sanjaya pada abad ke-8, Konon, candi ini dibangun pada zaman yang sama dengan candi di dataran tinggi Dieng. terletak di puncak sebuah bukit. Luas puncak bukit tempat dibangunnya Candi Selogriyo sekitar 300 meter persegi. Sedangkan tanah milik Pemerintah Kabupaten Magelang, yang terentang mulai gerbang utama candi sampai pagar di puncak bukit, seluas 1.195 meter persegi.

Candi Selogriyo berada di lereng timur dengan ketinggian 740 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi. Memasuki gapura Dusun Campur Rejo hingga gerbang utama Candi Selogriyo, lebar jalan rata-rata hanya sekitar satu meter. Sebagian jalan menuju Selogriyo sudah dipaving. Sebagian lainnya, jalan setapak yang membelah areal persawahan penduduk, masih tetap dibiarkan sebagai jalan tanah.
Candi Selogriyo berada di lereng Timur kumpulan tiga bukit yakni Bukit Condong, Giyanti dan Malang di Desa Campur Rejo,Kec.Windusari, Kab.Magelang.Candi Selogriyo adalah peninggalan masa Hindu sekitar abad ke-9 yang antara lain ditandai arah hadap pintu ke Timur, adanya arca Ganesha, Durga, Agastya di candi tersebut.Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh dan direkonstruksi menjadi bentuk seperti sekarang ini.

Arsitektur Indonesia Klasik berlatar belakang agama Hindu ini menghadap ke arah timur. Di empat sisi dinding bangunan candi terdapat lima relung tempat arca-arca perwujudan dewa. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini (dinding utara), Ganesha (dinding barat), Agastya (dinding selatan), sertaNandiswara dan Mahakala (dinding timur).
Salah satu keistimewaan candi tanpa perwara ini adalah kemuncaknya yang berbentuk buah keben. Kemuncak tersebut disebut amalaka.

Pada bulan Desember 1998, candi ini hancur karena bukit tempat bangunan berdiri mengalami kelongsoran. Proses rekonstruksi ulang selesai dilakukan pada tahun 2005.
Akses menuju lokasi candi dari pemukiman penduduk hanya berupa jalan setapak dengan kontur tanah berbatu sepanjang sekitar 2 kilometer. Hal ini tentu cocok bagi yang suka hiking menjelajah alam sambil menikmati suasana pedesaan nan asri . Di candi ini terdapat mata air berbentuk mirip pancuran , lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari candi. Menurut keyakinan warga setempat, konon air pancuran tersebut dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memberi awet muda. Pemandangan di sekitar candi sangat indah dan udaranya segar karena terletak di kaki gunung. Menurut sesepuh warga sekitar, Candi Selogriyo merupakan tempat ibadah dan pemujaan para pendeta Hindu atau tempat raja menyepi.

Rabu, 21 Oktober 2015

telaga bleder

Hasil gambar untuk telaga bleder


telaga bleder terletak di Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, kabupaten Magelang dan berada di lereng Gunung Andong. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan. Menjadikan telaga ini tempat berwisata yang asri dan nyaman. Obyek wisata telaga bleder menyediakan aneka fasilitas rekreasi air. Pengunjung dapat memanjakan kesenangannya akan rekreasi air sambil menikmati sejuknya hawa pegunungan serta panorama alam yang indah. Tempatnya dikelilingi banyak pepohonan rindang yang akan membuat pengunjung dan keluarga betah untuk berlama-lama disini. Kesejukan yang ada ditempat ini bisa membuat lupa akan tumpukan pekerjaan yang menanti di kantor. Disini juga tersedia aneka fasilitas rekreasi air seperti speed boat, sampan, sepeda dan becak air.
Harga Tiket masuknya, dewasa Rp. 3.000, Anak – anak Rp 2.000, disertai dengan fasilitas parkirnya yang luas.
Fasilitas yang pengunjung dapatkan: Kolam, Gazebo, Toilet, Parkir

Sabtu, 17 Oktober 2015

punthuk gupakan





punthuk gupakan terletak di daerah kamal borobudur letaknya tidak jauh dari punthuk sukmojoyo jika kalian tau punthuk sukmojoyo dari pertigaan balai desa ambil ang lurus untuk pergi ke punthuk gupakan karna kalo yg kanan kan kita akan ke sukmojoyo nah kalian yang ingin ke sana ambil jalur yang lurus saat balai desa gitri tengah . lokasi ini belom banyak pengunjungnya dikarenakan masih beom terkenal nah makanya itu ditempat ini juga belom rame dan bisa untuk foto yg bagus selain itu rumah pohonya itu ada dua di punthuk gupakan tidak seperti di sukmojoyo disini sangat indah untuk foto pagi siang atau sore hari  untuk melihat sunrise jauh lebih cocok karna sangat indah sekali biaya masuknya cukup murah hanya dengan rp 5000 kita sudah bisa masuk untuk 1 orang dan 2000 rupiah untuk parkir sepeda motor kalo mobil saya tidak tahu karena kalo dipikir pikr kalo kesana naik mobil ribet karena jalanya banyak tanjakannya

Kamis, 15 Oktober 2015

bukit barede



Bukit barede terletak di daerah senderan 2 , karang rejo, kec. borobudur, kab.magelang. Wisata Alam Bukit Baredeadalah salah satu objek menarik yang bisa kamu kunjungi di daerah sekitaran Candi Borobudur. Terletak kurang lebih 2km dari candi Borobudur, dan kurang lebih 1km dari Borobudur Nirwana Sunrise Punthuk Setumbu. Memang belum banyak yang tau tentang tempat ini, mengingat tempat ini juga tergolong baru sebgai lokasi wisata. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari Taman Wisata Candi Borobudur, dan masih satu wilayah kelurahan dengan Punthuk Setumbu, wisata ini bisa sebagai alternatif bahkan utama untuk liburan anda bersama orang-orang terkasih, bisa bersama keluarga, teman, sahabat, ttm, bahkan pacar
Salah satu waktu terbaik untuk berkunjung kesini yaitu di pagi hari sebelum matahari terbit, kita bisa menikmati pesona sunrise yang tak kalah dengan tmpat lain. Berlatarkan Dua gunung Merapi dan Merbabu serta keelokan Candi Borobudur,  dan barisan perbukitan Menoreh di sebelah selatan yang kian menambah elok nan indah tempat ini. Gimana apakah anda tertarik untuk datang kesini? Mungkin pas ke candi Borobudur atau berkunjung ke Magelang, gak ada salahnya mampir ke Bukit Barede.

Jumat, 09 Oktober 2015

ketep pass



Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan (pertengahan antara Gunung Merapi dan gunung merbabu. Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas areanya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari magelang kota, 35 km dari boyolali, dan 30 km dari candi borobudur. Dari salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai melalui kopeng . Lokasi obyek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau dengan berbagia alat transportasi karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk dilewati. Harga tiket masuk yang berlaku sampai saat ini adalah sebagai berikut :
·         Tiket Masuk Area dan Museum  : Rp7.500,-/orang (Rp.500,- Asuransi Pengunjung)
·         Tiket Ketep Volcano Theatre : Rp7.000,-/orang
·         Tiket Teropong : Rp3.000,-/orang
·         Tiket Wisata Mancanegara : US $ 3,-/orang (free all facilitas)
·         Parkir Sepeda Motor : Rp2.000,-/unit
·         Parkir Mobil : Rp5.000,-/unit
·         Parkir Mini Bus : Rp7.000,-/unit
·         Parkir Bus Besar: Rp12.000,-/unit
KETEP VULKANO THEATRE
Sebuah gedung tempat pemutaran film dokumenter tentang aktivitas Gunung Merapi dengan kapasitas tempat duduk 78 kursi.Film ilmiah yang menceritakan tentang terjadinya,jalur-jalur pendakian,penelitian dipuncak Garuda serta letusan dahsyat Gunung Merapi,
KETEP VULKANO CENTRE
Sebuah gedung yang disebut museum dangan luas kurang lebih 550 m persegi.Sebuah museum vulcanologi yang didalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi,Komputer interaktif yang berisi tentang dokomen kegunungapian,beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun.Poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m,poster peringatan dini lahar Gunung Merapi
PELATARAN PANCA ARGA
Panca Arga mempunyai arti Lima Gunung,pada lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass.Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat Lima Gunung yaitu Gunung Merapi,Gunung Merbabu,Gunung Sindoro,Gunung Sumbing dan Gunung Slamet.
Selain kelima Gunung tersebut pengunjung masih dapat melihat dan menikmati GunungGunung kecil dan Bukit-bukit yang sangat indah antara lain,Gunung Tidar,Gunung Andong,Gunung Pring,Bukit Menoreh,Bukit Telo Moyo dll.
TEROPONG
Sebanyak dua buah yang berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi,Gunung Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
 Selain di ketep pass kita bias juga dating ke kebun strawberry bagi anda penikmat/atau penyuka buah strawberry selain itu kita juga bias menikmati jagung bakat atau mendoan sembari duduk duduk menikmati pemandangan yg indah nan asri di sekitaran keteppass