Obyek wisata Air Terjun Kedung Kayang
terletak di alur Sungai Pabelan yang berasal
dari 2 (Dua) gunung yaitu :
1) Gunung Merbabu
2) Gunung Merapi
Berada pada ketinggian 950 dari permukaan laut, Kedung Kayang terletak di perbatasan kabupaten Magelang dan kabupaten Boyolali, diantara Desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang dan Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jarak yang harus ditempuh dari lokasi terdekat :
2) Gunung Merapi
Berada pada ketinggian 950 dari permukaan laut, Kedung Kayang terletak di perbatasan kabupaten Magelang dan kabupaten Boyolali, diantara Desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang dan Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jarak yang harus ditempuh dari lokasi terdekat :
1) Dari Kabupaten Magelang : 30 km
2) Dari Kabupaten Boyolali : 30 km
3) Dari Yogyakarta : 55 km
Kedung Kayang terletak tepat ditengah jalan tembus Magelang-Boyolali dan terletak di kawasan jalur wisata SBB (Solo-Selo-Borobudur). Obyek wisata Kedung kayang adalah wisata alam berupa air terjun alami dengan ketinggian 39 m dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Air yang mengalir di Air Terjun tersebut mengalir sepanjang tahun, berasal dari 4 (empat) Mata Air yaitu:
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.500, didalam kawasan wisata kedung kayang juga terdapat tempat istirahat bagi pengunjung.Pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai alami dengan air yang cukup jernih, selain itu pengunjung dapat bermain air di bawah air terjun .
2) Dari Kabupaten Boyolali : 30 km
3) Dari Yogyakarta : 55 km
Kedung Kayang terletak tepat ditengah jalan tembus Magelang-Boyolali dan terletak di kawasan jalur wisata SBB (Solo-Selo-Borobudur). Obyek wisata Kedung kayang adalah wisata alam berupa air terjun alami dengan ketinggian 39 m dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Air yang mengalir di Air Terjun tersebut mengalir sepanjang tahun, berasal dari 4 (empat) Mata Air yaitu:
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.500, didalam kawasan wisata kedung kayang juga terdapat tempat istirahat bagi pengunjung.Pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai alami dengan air yang cukup jernih, selain itu pengunjung dapat bermain air di bawah air terjun .
Nama Kedung
Kayang diperoleh
dari Para Empu yang berada di sekitar Kedung Kayang, yaitu:
1.Empu Panggung
2.Empu Putut
3.Empu Khalik.
Pada jaman dahulu para empu tersebut sering
mengadakan pertemuan di lokasi tersebut. Menurut para empu bahwa sungai Pabelan
sangat memberikan barokah pada masyarakat sekitar sungai itu, walaupun sungai
itu sebagian besar berasal dari Gunung Merbabu dan sebagian dari Gunung Merapi,
tetapi sangat dipercayai bahwa Sungai tersebut tidak akan mengalirkan Lahar
Panas dari kedua Gunung tersebut. Karena sangat dipercayai bahwa ditempat itu
ada yang menunggu yaitu Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih.
Para empu tersebut di atas mengadakan pertemuan
yang tujuannya akan mengadakan adu kesaktian yang berupa Tanding Balang (Adu
Lempar). Tanding Balang tersebut dilaksanakan pada bulan Suro (muhharom). Yang
intinya “Siapa yang bisa Balang Kedung itu dengan telur angsa melempar Kedung
dengan telur) dan masih utuh bila sampai di kedung itu maka dialah pemenangnya.
Ternyata telur tersebut semuanya dari ketiga empu
tersebut pecah setelah masuk di kedung tersebut, kemudian para empu tersebut
menuruni tebing untuk melihat kedung itu. Namun anyangannya (cengkarang) telur
itu tidak ada di dalam kedung tersebut. Atau hilang tanpa bekas.
Para empu tersebut sepakat untuk memberikan nama
kedung tersebut dengan nama Kedung Kayang. Selanjutnya pecahan dari telur itu
oleh Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih ditimbulkan berupa Mata Air
yang berada di depan Air Terjun yang akan mengalir sepanjang tahun.
Adapun Mata Air yang timbul adalah:
Telur Empu Putut jadi mata air yang
keluar dari batu di tengah tebing bagian utara.
- Telur Empu Panggung jadi mata air yang
keluar disebelah Timur Air Terjun.
- Terjun Empu Khalik menjadi mata air yang
keluar disebelah barat Air Terjun.
Ketiga mata air tersebut keluar atau muncul dari
sela-sela retakan batu besar. Dibelakang Air Terjun terdapat Goa dengan
lebar ± 2 m dan tinggi ± 2,5 m dengan panjang tak terbatas (tidak dapat
diketahui) karena tidak ada ujungnya.
Bila ada yang mau masuk ke dalam Goa tersebut
harus masuk dulu di kedung kemudian naik sekitar 1,5m di belakang terjunan air.
Goa tersebut pada jaman dahulu sering digunakan Topo atau bersemedi oleh
orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus untuk meminta petunjuk dari yang
Maha Kuasa.
Kedung Kayang terdapat keunikan dan keanehan
tersendiri, yaitu bila di bulan Suro (muhharom) pada hari malam Jum’at Kliwon
sering terdengar suara/ alunan Gamelan Jawa dan pada hari Kamis Wage semua
kera-kera yang ada di sekitar Kedung Kayang berkumpul di atas air terjun
tersebut. Dan masih banyak keajaiban yang lain yang sering ditemui oleh
masyarakat setempat maupun pengunjung yang berada di Kedung Kayang.
Mata air yang ada di sekitar air terjun itu ada
yang bernama mata Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk
berbagai keperluan dan tujuan. Ada juga yang dinamakan Mata
Air Kinasihan yang juga dipercaya bermanfaat besar bagi yang memerlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar