selamat datang di blog danangpras tempat wisata magelang terimakasih telah berkunjung

translate

Kamis, 29 Oktober 2015

candi pawon


Candi Pawon merupakan candi yang terletak tepat di sumbu garis yang menghubungkan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Tepatnya berada di  Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Candi yang berbentuk persegi empat dengan atap bertingkat dan sebuah bilik di dalamnya ini berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan Candi Mendut. Letak Candi Pawon cukup tersembunyi, dikelilingi rumah penduduk. Tersusun dari batuan vulkanik dengan perpaduan gaya bangunan Hindu Jawa kuno dan India, serta kemiripan corak ragam hias dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur, para ahli sepakat bahwa ketiga candi ini dibangun pada abad yang sama. Hal ini dipertegas dengan Prasasti Kayumwungan atau Prasasti Karangtengah yang bertanggal 26 Mei 824 Masehi.
Saat tiba di Candi Pawon suasana terlihat begitu tenang. Tembang Jawa mengalun pelan entah berasal dari rumah warga atau kios penjual suvenir. Hiasan kala makara terpampang di atas pintu masuk candi. Atap candi yang berbentuk limas dihiasi dengan stupa-stupa berukuran kecil. Sebagai penggambaran dari Gunung Meru, di dinding Candi Pawon terdapat relief mahluk kayangan seperti kinara-kinari (burung berkepala manusia), relief pundi-pundi, relief pohon kalpataru atau pohon hayati, dan relief bodhisattva. Semua relief tersebut terpahat pada dinding luar candi. Sedangkan di dalam candi, tidak ada satupun relief atau arca yang ditemui, yang ada hanyalah bilik kosong.
Menyoal nama candi, kata pawon sendiri memiliki beragam makna dan penafsiran. Dalam Bahasa Jawa katapawon berarti dapur atau tempat yang biasa digunakan untuk memasak. J.G. de Casparis mengatakan bahwa kata pawon berasal dari kata perawuan atau perabuan. Sedangkan penduduk sekitar mengungkapkan bahwa katapawon berasal dari pawuan yang berarti tempat pembuangan atau pembakaran sampah. Semua kata tersebut merujuk pada satu hal yakni adanya api atau proses pembakaran di Candi Pawon. Entah hipotesis mana yang benar, namun di dalam bilik candi terdapat 6 lubang angin yang bisa berfungsi sebagai tempat keluarnya asap hasil pembakaran. Lubang angin ini tentu saja menjadi pembeda arsitektur Candi Pawon dengan candi-candi lain yang biliknya tertutup rapat. Selain dinamakan Candi Pawon, penduduk lokal juga menyebutnya dengan nama Candi Brajanalan yang berasal dari kata vajra (halilintar) dan anala (api).
.

Senin, 26 Oktober 2015

air terjun kedung kayang

Obyek wisata Air Terjun Kedung Kayang terletak di alur Sungai Pabelan yang berasal
dari 2 (Dua) gunung yaitu :
1) Gunung Merbabu
2) Gunung Merapi
Berada pada ketinggian 950 dari permukaan laut, Kedung Kayang terletak di perbatasan kabupaten Magelang dan kabupaten Boyolali, diantara Desa Wonolelo, kecamatan Sawangan, kabupaten Magelang dan Desa Klakah Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jarak yang harus ditempuh dari lokasi terdekat :
1) Dari Kabupaten Magelang : 30 km
2) Dari Kabupaten Boyolali : 30 km
3) Dari Yogyakarta : 55 km
Kedung Kayang terletak tepat ditengah jalan tembus Magelang-Boyolali dan terletak di kawasan jalur wisata SBB (Solo-Selo-Borobudur). Obyek wisata Kedung kayang adalah wisata alam berupa air terjun alami dengan ketinggian 39 m dengan posisi kemiringan tebing 80 derajat. Air yang mengalir di Air Terjun tersebut mengalir sepanjang tahun, berasal dari 4 (empat) Mata Air yaitu:
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Semuanya berasal dari lereng gunung Merbabu dan setelah sampai atas air terjun Debit air sekitar 60 liter/detik.
Harga tiket masuk per orang sebesar Rp 2.500, didalam kawasan wisata kedung kayang juga terdapat tempat istirahat bagi pengunjung.Pengunjung dapat menikmati pemandangan sungai alami dengan air yang cukup jernih, selain itu pengunjung dapat bermain air di bawah air terjun .
Nama Kedung Kayang diperoleh dari Para Empu yang berada di sekitar Kedung Kayang, yaitu:
1.Empu Panggung
2.Empu Putut
3.Empu Khalik.
Pada jaman dahulu para empu tersebut sering mengadakan pertemuan di lokasi tersebut. Menurut para empu bahwa sungai Pabelan sangat memberikan barokah pada masyarakat sekitar sungai itu, walaupun sungai itu sebagian besar berasal dari Gunung Merbabu dan sebagian dari Gunung Merapi, tetapi sangat dipercayai bahwa Sungai tersebut tidak akan mengalirkan Lahar Panas dari kedua Gunung tersebut. Karena sangat dipercayai bahwa ditempat itu ada yang menunggu yaitu Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih.
Para empu tersebut di atas mengadakan pertemuan yang tujuannya akan mengadakan adu kesaktian yang berupa Tanding Balang (Adu Lempar). Tanding Balang tersebut dilaksanakan pada bulan Suro (muhharom). Yang intinya “Siapa yang bisa Balang Kedung itu dengan telur angsa melempar Kedung dengan telur) dan masih utuh bila sampai di kedung itu maka dialah pemenangnya.
Ternyata telur tersebut semuanya dari ketiga empu tersebut pecah setelah masuk di kedung tersebut, kemudian para empu tersebut menuruni tebing untuk melihat kedung itu. Namun anyangannya (cengkarang) telur itu tidak ada di dalam kedung tersebut. Atau hilang tanpa bekas. 
Para empu tersebut sepakat untuk memberikan nama kedung tersebut dengan nama Kedung Kayang. Selanjutnya pecahan dari telur itu oleh Kyai Gadung Melati dan Nyai Widari Welas Asih ditimbulkan berupa Mata Air yang berada di depan Air Terjun yang akan mengalir sepanjang tahun.

Adapun Mata Air yang timbul adalah: 
 Telur Empu Putut jadi mata air yang keluar dari batu di tengah tebing bagian utara.
  1. Telur Empu Panggung jadi mata air yang keluar disebelah Timur Air Terjun.
  2. Terjun Empu Khalik menjadi mata air yang keluar disebelah barat Air Terjun. 
Ketiga mata air tersebut keluar atau muncul dari sela-sela retakan batu besar. Dibelakang Air Terjun terdapat Goa dengan lebar ± 2 m dan tinggi ± 2,5 m dengan panjang tak terbatas (tidak dapat diketahui) karena tidak ada ujungnya.
Bila ada yang mau masuk ke dalam Goa tersebut harus masuk dulu di kedung kemudian naik sekitar 1,5m di belakang terjunan air. Goa tersebut pada jaman dahulu sering digunakan Topo atau bersemedi oleh orang-orang yang mempunyai kepentingan khusus untuk meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa.

Kedung Kayang terdapat keunikan dan keanehan tersendiri, yaitu bila di bulan Suro (muhharom) pada hari malam Jum’at Kliwon sering terdengar suara/ alunan Gamelan Jawa dan pada hari Kamis Wage semua kera-kera yang ada di sekitar Kedung Kayang berkumpul di atas air terjun tersebut. Dan masih banyak keajaiban yang lain yang sering ditemui oleh masyarakat setempat maupun pengunjung yang berada di Kedung Kayang.

Mata air yang ada di sekitar air terjun itu ada yang bernama mata Air Penguripan yang biasa dimanfaatkan oleh orang-orang untuk berbagai keperluan dan tujuan.   Ada juga yang dinamakan Mata Air Kinasihan yang juga dipercaya bermanfaat besar bagi yang memerlukan.

Kamis, 22 Oktober 2015

candi selogriyo







Di lereng timur kaki Gunung Sumbing ,berdiri megah candi berusia ratusan tahun yaitu Candi Selogriyo. Candi ini terletak di lokasi terpencil dari pemukiman penduduk, dan tersembunyi diantara bukit Giyanti , Condong dan Malang. Candi Selogriyo berdiri berdiri megah di Dusun Campurrejo , Desa Kembangkuning Kecamatan Windusari , Kabupaten Magelang. Konon candi ini merupakan peninggalan masa kejayaan Hindu abad ke-8 Masehi. Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan purbakala candi ini diperkirakan dibangun pada masa Kerajaan Mataram Hindu.

Candi Selogriyo, yang disebut-sebut sebagai peninggalan Wangsa Sanjaya pada abad ke-8, Konon, candi ini dibangun pada zaman yang sama dengan candi di dataran tinggi Dieng. terletak di puncak sebuah bukit. Luas puncak bukit tempat dibangunnya Candi Selogriyo sekitar 300 meter persegi. Sedangkan tanah milik Pemerintah Kabupaten Magelang, yang terentang mulai gerbang utama candi sampai pagar di puncak bukit, seluas 1.195 meter persegi.

Candi Selogriyo berada di lereng timur dengan ketinggian 740 mdpl. Secara administratif, candi ini berada di Desa Candisari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang. Route yang terdekat adalah jalur Magelang-Bandongan. Sesampai di Pasar Bandongan belok ke kanan menuju kecamatan Windusari. Di sebuah pertigaan terdapat papan petunjuk arah ke candi. Memasuki gapura Dusun Campur Rejo hingga gerbang utama Candi Selogriyo, lebar jalan rata-rata hanya sekitar satu meter. Sebagian jalan menuju Selogriyo sudah dipaving. Sebagian lainnya, jalan setapak yang membelah areal persawahan penduduk, masih tetap dibiarkan sebagai jalan tanah.
Candi Selogriyo berada di lereng Timur kumpulan tiga bukit yakni Bukit Condong, Giyanti dan Malang di Desa Campur Rejo,Kec.Windusari, Kab.Magelang.Candi Selogriyo adalah peninggalan masa Hindu sekitar abad ke-9 yang antara lain ditandai arah hadap pintu ke Timur, adanya arca Ganesha, Durga, Agastya di candi tersebut.Candi ini ditemukan dalam keadaan runtuh dan direkonstruksi menjadi bentuk seperti sekarang ini.

Arsitektur Indonesia Klasik berlatar belakang agama Hindu ini menghadap ke arah timur. Di empat sisi dinding bangunan candi terdapat lima relung tempat arca-arca perwujudan dewa. Arca-arca tersebut adalah Durga Mahisasuramardini (dinding utara), Ganesha (dinding barat), Agastya (dinding selatan), sertaNandiswara dan Mahakala (dinding timur).
Salah satu keistimewaan candi tanpa perwara ini adalah kemuncaknya yang berbentuk buah keben. Kemuncak tersebut disebut amalaka.

Pada bulan Desember 1998, candi ini hancur karena bukit tempat bangunan berdiri mengalami kelongsoran. Proses rekonstruksi ulang selesai dilakukan pada tahun 2005.
Akses menuju lokasi candi dari pemukiman penduduk hanya berupa jalan setapak dengan kontur tanah berbatu sepanjang sekitar 2 kilometer. Hal ini tentu cocok bagi yang suka hiking menjelajah alam sambil menikmati suasana pedesaan nan asri . Di candi ini terdapat mata air berbentuk mirip pancuran , lokasinya berjarak sekitar 10 meter dari candi. Menurut keyakinan warga setempat, konon air pancuran tersebut dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit dan memberi awet muda. Pemandangan di sekitar candi sangat indah dan udaranya segar karena terletak di kaki gunung. Menurut sesepuh warga sekitar, Candi Selogriyo merupakan tempat ibadah dan pemujaan para pendeta Hindu atau tempat raja menyepi.

Rabu, 21 Oktober 2015

telaga bleder

Hasil gambar untuk telaga bleder


telaga bleder terletak di Desa Ngasinan, Kecamatan Grabag, kabupaten Magelang dan berada di lereng Gunung Andong. Telaga ini dikelilingi oleh pepohonan. Menjadikan telaga ini tempat berwisata yang asri dan nyaman. Obyek wisata telaga bleder menyediakan aneka fasilitas rekreasi air. Pengunjung dapat memanjakan kesenangannya akan rekreasi air sambil menikmati sejuknya hawa pegunungan serta panorama alam yang indah. Tempatnya dikelilingi banyak pepohonan rindang yang akan membuat pengunjung dan keluarga betah untuk berlama-lama disini. Kesejukan yang ada ditempat ini bisa membuat lupa akan tumpukan pekerjaan yang menanti di kantor. Disini juga tersedia aneka fasilitas rekreasi air seperti speed boat, sampan, sepeda dan becak air.
Harga Tiket masuknya, dewasa Rp. 3.000, Anak – anak Rp 2.000, disertai dengan fasilitas parkirnya yang luas.
Fasilitas yang pengunjung dapatkan: Kolam, Gazebo, Toilet, Parkir

Sabtu, 17 Oktober 2015

punthuk gupakan





punthuk gupakan terletak di daerah kamal borobudur letaknya tidak jauh dari punthuk sukmojoyo jika kalian tau punthuk sukmojoyo dari pertigaan balai desa ambil ang lurus untuk pergi ke punthuk gupakan karna kalo yg kanan kan kita akan ke sukmojoyo nah kalian yang ingin ke sana ambil jalur yang lurus saat balai desa gitri tengah . lokasi ini belom banyak pengunjungnya dikarenakan masih beom terkenal nah makanya itu ditempat ini juga belom rame dan bisa untuk foto yg bagus selain itu rumah pohonya itu ada dua di punthuk gupakan tidak seperti di sukmojoyo disini sangat indah untuk foto pagi siang atau sore hari  untuk melihat sunrise jauh lebih cocok karna sangat indah sekali biaya masuknya cukup murah hanya dengan rp 5000 kita sudah bisa masuk untuk 1 orang dan 2000 rupiah untuk parkir sepeda motor kalo mobil saya tidak tahu karena kalo dipikir pikr kalo kesana naik mobil ribet karena jalanya banyak tanjakannya

Kamis, 15 Oktober 2015

bukit barede



Bukit barede terletak di daerah senderan 2 , karang rejo, kec. borobudur, kab.magelang. Wisata Alam Bukit Baredeadalah salah satu objek menarik yang bisa kamu kunjungi di daerah sekitaran Candi Borobudur. Terletak kurang lebih 2km dari candi Borobudur, dan kurang lebih 1km dari Borobudur Nirwana Sunrise Punthuk Setumbu. Memang belum banyak yang tau tentang tempat ini, mengingat tempat ini juga tergolong baru sebgai lokasi wisata. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari Taman Wisata Candi Borobudur, dan masih satu wilayah kelurahan dengan Punthuk Setumbu, wisata ini bisa sebagai alternatif bahkan utama untuk liburan anda bersama orang-orang terkasih, bisa bersama keluarga, teman, sahabat, ttm, bahkan pacar
Salah satu waktu terbaik untuk berkunjung kesini yaitu di pagi hari sebelum matahari terbit, kita bisa menikmati pesona sunrise yang tak kalah dengan tmpat lain. Berlatarkan Dua gunung Merapi dan Merbabu serta keelokan Candi Borobudur,  dan barisan perbukitan Menoreh di sebelah selatan yang kian menambah elok nan indah tempat ini. Gimana apakah anda tertarik untuk datang kesini? Mungkin pas ke candi Borobudur atau berkunjung ke Magelang, gak ada salahnya mampir ke Bukit Barede.

Jumat, 09 Oktober 2015

ketep pass



Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan (pertengahan antara Gunung Merapi dan gunung merbabu. Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas areanya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari magelang kota, 35 km dari boyolali, dan 30 km dari candi borobudur. Dari salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai melalui kopeng . Lokasi obyek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau dengan berbagia alat transportasi karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk dilewati. Harga tiket masuk yang berlaku sampai saat ini adalah sebagai berikut :
·         Tiket Masuk Area dan Museum  : Rp7.500,-/orang (Rp.500,- Asuransi Pengunjung)
·         Tiket Ketep Volcano Theatre : Rp7.000,-/orang
·         Tiket Teropong : Rp3.000,-/orang
·         Tiket Wisata Mancanegara : US $ 3,-/orang (free all facilitas)
·         Parkir Sepeda Motor : Rp2.000,-/unit
·         Parkir Mobil : Rp5.000,-/unit
·         Parkir Mini Bus : Rp7.000,-/unit
·         Parkir Bus Besar: Rp12.000,-/unit
KETEP VULKANO THEATRE
Sebuah gedung tempat pemutaran film dokumenter tentang aktivitas Gunung Merapi dengan kapasitas tempat duduk 78 kursi.Film ilmiah yang menceritakan tentang terjadinya,jalur-jalur pendakian,penelitian dipuncak Garuda serta letusan dahsyat Gunung Merapi,
KETEP VULKANO CENTRE
Sebuah gedung yang disebut museum dangan luas kurang lebih 550 m persegi.Sebuah museum vulcanologi yang didalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi,Komputer interaktif yang berisi tentang dokomen kegunungapian,beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun.Poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m,poster peringatan dini lahar Gunung Merapi
PELATARAN PANCA ARGA
Panca Arga mempunyai arti Lima Gunung,pada lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass.Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat Lima Gunung yaitu Gunung Merapi,Gunung Merbabu,Gunung Sindoro,Gunung Sumbing dan Gunung Slamet.
Selain kelima Gunung tersebut pengunjung masih dapat melihat dan menikmati GunungGunung kecil dan Bukit-bukit yang sangat indah antara lain,Gunung Tidar,Gunung Andong,Gunung Pring,Bukit Menoreh,Bukit Telo Moyo dll.
TEROPONG
Sebanyak dua buah yang berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi,Gunung Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
 Selain di ketep pass kita bias juga dating ke kebun strawberry bagi anda penikmat/atau penyuka buah strawberry selain itu kita juga bias menikmati jagung bakat atau mendoan sembari duduk duduk menikmati pemandangan yg indah nan asri di sekitaran keteppass

Senin, 05 Oktober 2015

taman panca arga 1

Taman Rekreasi Panca Arga


















Panca Arga, merupakan nama perumahan yang diperuntukkan bagi para prajurit TNI-AD yang berkantor di Akademi Militer Magelang. Namanya berasal dari kata Panca yang berati lima, dan Arga yang berarti gunung. Sejalan dengan lokasinya yang berada di wilayah Magelang yang emang dikelilingi oleh 5 gunung. Bisa dibilang, Panca Arga adalah salah satu Perumahan dengan fasilitas terlengkap di Magelang, maklum, sebagai Perumahan yang dikelola langsung oleh TNI, perumahan ini diberi beragam fasilitas umum yang cukup lengkap, diantaranya adalah Tempat Ibadah (meliputi Masjid, gereja, dan Pura), Bank, ATM, Lapangan Sepak Bola, Lapangan Tennis, sampai taman rekreasi, sayang, masih belum ada fasilitas Bandara.

Nah, salah satu dari fasilitas umum yang menjadi khas perumahan Panca Arga adalah Taman rekreasinya, Nama Resminya Taman Rekreasi Panca Arga 1, merupakan taman rekreasi yang memang diperuntukkan untuk para penghuni perumahan yang memang semuanya merupakan keluarga militer, karena itulah maka tak heran jika di taman tersebut selain terdapat ayunan dan berbagai macam jenis permainan anak, juga terdapat tank-tank peninggalan jaman perang kolonial melawan Belanda dan meriam tempur yang digunakan saat perang kemerdekaan Indonesia. Sehingga selain bisa sebagai sarana hiburan dan refreshing, taman rekreasi ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk menanamkan jiwa kemerdekaan, nasionalisme dan rasa hormat terhadap para pejuang TNI yang gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.





Taman Rekreasi Panca Arga
Taman rekreasi Panca Arga difoto dari tepi Jalan Utama

Taman ini terkenal dengan nama lain Taman Tank, hal ini tentu karena keberadaan tank dan meriam tembak yang ada di taman ini. Total ada 1 satu tank amphibi dan 2 meriam tembak yang menghiasi taman ini.

Selain tank, satu lagi yang menarik dari Taman rekreasi ini adalah adanya Tugu penanda. Tugu penanda ini bentuknya mirip sekali dengan Monas yang ada di jakarta, sehingga tak jarang banyak orang menyebutnya sebagai Monas Taman. Tugu ini sejatinya merupakan tugu penanda dibangunnya taman ini. Kini fungsi tugu ini hanya sebagai penanda waktu melalui jam dinding yang dipasang di atas tugu tersebut.

Taman Rekreasi Panca Arga
Tank Amphibi PT-76 buatan Soviet yang digunakan TNI saat melawan Belanda 

Taman Rekreasi Panca Arga
Tugu penanda alias Monas Panca Arga

Adanya aneka permainan anak seperti ayunan, dan juga udaranya yang sejuk karena banyaknya pohon pinus dan mahoni juga lokasinya yang berada tepat di tepi aliran cabang kali manggis membuat taman ini menjadi andalan rekreasi dan tempat nongkrong oleh orang-orang penghuni Panca Arga maupun orang-orang di sekitar Panca Arga.

Taman Rekreasi Panca Arga
Kerindangan Taman rekreasi Panca Arga

Taman Rekreasi Panca Arga
Jalan Taman yang mulai rusak dan belum juga diperbaiki

Taman Rekreasi Panca Arga
Tempat sampah taman sumbangan dari Bank BRI cabang panca Arga

Taman Rekreasi Panca Arga
Beberapa buah kursi taman di sudut Taman rekreasi Panca Arga

Taman Rekreasi Panca Arga
Salah satu ayunan yang ada di Taman rekreasi Panca Arga

Taman ini mulai dibangun pada awal tahun 90-an (rampung pada tahun 1992) dan diresmikan tanggal 17 Juni 1992 oleh Mayor Jenderal TNI Toni Hartono, yang merupakan Gubernur Akmil saat itu. Taman Panca Arga ini sekaligus merupakan karya terakhir bagi Mayjen Toni Hartono sebagai Gubernur Akmil sebelum digantikan oleh Mayor Jenderal TNI Moch. Ma'ruf di tahun 1992.

Taman Rekreasi Panca Arga
Penanda peresmian taman rekreasi Panca Arga

Namun sayang seribu sayang, sebagai satu-satunya taman rekreasi di Panca Arga, taman ini kondisinya sangat memprihatinkan. Jalanannnya kini rusak parah, kursi tamannya pun mulai banyak yang rusak. Hal ini diperparah dengan aksi-aksi tak bertangggung jawab dari para pengunjung yang seenaknya mencorat-coret badan tank.

Taman Rekreasi Panca Arga
Mesin utama Tank yang sudah berkarat

Taman Rekreasi Panca Arga
Body samping tank yang penuh dengan coretan

Taman Rekreasi Panca Arga
Vandalisme parah di atas badan Tank

Bahkan yang lebih mengenaskan, dua meriam tembak yang ada di taman ini kini sudah tiada, karena keduanya kini dipindahkan ke sisi gerbang Pintu 1 dan Pintu 3 Panca Arga (Panca Arga punya akses jalan masuk melalui 3 pintu gerbang, yaitu Pintu 1, Pintu 2, dan Pintu 3).

Taman Rekreasi Panca Arga
Meriam tembak yang sudah dipindahkan ke sisi gerbang pintu 3

Taman Rekreasi Panca Arga
Bekas landasan meriam tembak yang kini kosong

Taman Rekreasi Panca Arga
Meriam tembak yang sudah dipindahkan ke sisi gerbang pintu 1

Taman Rekreasi Panca Arga
Bekas landasan meriam tembak yang kini kosong

Kini, hanya satu tank amphibi tinggalan belanda yang masih tersisa di taman ini. Itupun dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Body-nya sudah penuh dengan coret-coretan. Pun mesin-mesin dan onderdilnya sudah berkarat semua. Padahal waktu saya kecil, settingan ujung meriamnya masih bisa berfungsi dan bisa diputar atau dinaik-turunkan. 

Taman Rekreasi Panca Arga
Missil Tank yang kini sudah berkarat dan tak dapat digunakan

Lebih dari itu, Jeroan Tank kini tak ubahnya seperti tempat sampah, karena di dalam badan tank banyak sekali terdapat aneka sampah bungkus plastik yang dibuang sembarang oleh pengunjung.

Taman Rekreasi Panca Arga
Jeroan Tank yang penuh dengan sampah

Kini, walaupun kondisi taman ini tak seindah dulu, namun setidaknya masih banyak warga Panca Arga yang berekreasi di taman ini, yah untuk sekedar tongkrong, memadu kasih, atau hanya duduk-duduk sambil bermain ayunan dan menikmati jajanan yang dijual di depan Taman ini setiap sore harinya.

Sabtu, 03 Oktober 2015

punthuk sukmojoyo

Puntuk Sukmojoyo Sebuah Bukit yang terletak di ketinggian kurang lebih 1000 mdpl yang terletak di Dusun Krinjing,Desa Giri Tengah,Kecamatan Borobudur.Tempat yang baru mainstream padahal udah ada sejak lama.Cukup murah sih untuk tiket masuknya karena cuman di pungut biaya buat perbaikan fasilitas tempat wisata tersebut dan di pungut biaya parkir sebesar Rp.2000,saya saranin kalo mau kesana naik motor saja karena jalan yang sempit dan masih banyak jalan yang rusak dan tikungan tajam serta tanjakan yang tinggi. Ada dua jalan untuk perjalanan kesana Kalian Cari jalan menuju terminal Borobudur - Kearah Candi Borobudur di pintu masuk candi kalian menemukan pertigaan yang dikenal dengan pertigaan BU SUM - lurus ikuti jalan ke arah Majaksingi nanti ada perempatan sebelum SDN TUKSONGO 1 kalian ambil arah jalan ke kanan menuju perempatan Gunden Trus ambil Kiri arah jalan ke Balai Desa Giritengah.Rute jalan yang pertama dari Balai Desa Giritengah ambil arh ke kanan melewati Dusun Gedang Sambu kemudian ada pertigaan ambil kanan lurus terus udah ada petunjuk jalan tinggal kalian mengikutinyaRute jalan yang Kedua dari Balai Desa Lurus terus ada pertigaan belok kanan menuju Dusun Kamal lurus terus kalian tinggal mengikuti petunjuk jalan yang ada saja sungguhb pemandangan yg luar biasa saat berada disana ayo kawan semoga cepet kesini indonesia indah lohh sekalian ikut promosi pesona indonesia agar indonesia maju
foto saya saat sore hari melihat sunset

Jumat, 02 Oktober 2015

curug silawe




Curug Silawe Terletak di Dusun Kopeng Kulon, Desa Sutopati, Kecamatan Kajoran,magelang kabupaten, Propinsi jawa tengahCurug Silawe terletak di sebelah selatan lereng Gunung Sumbing di Dataran Tinggi Dieng dengan ketinggian 500 m dpl.   Curug yang berketinggian sekitar 60 m tersebut terdiri dari dua.  Yang pertama adalah yang berdebit air besar dan yang kedua berdebit kecil.  Untuk yang pertama sering disebut dengan Curug Silawe seakan-akan seperti Lawe (sarang laba-laba dalam bahasa Jawa).  Bagian bawah dari curug ini terdapat semacam kolam yang terbentuk akibat hempasan air dari atas tebing.  Di kalom ini pengunjung dapat bermain air karena memang tidak terlalu dalam airnya.

Sedangkan yang kedua disebut Curug Sigong.  Curug Sigong sendiri terletak di sebelah kanan ke arah hilir dari Curug Silawe dan memiliki ketinggian sekitar 150 m.  Dinamakan sigong karena dahulu kala pada malam-malam tertentu sering terdengar suara bunyi gong dari arah air terjun ini.  Untuk dapat bermain air disekitar limpahan dari air terjun Si Gong ini, pengunjung harus menyeberang aliran Silawe dan menaiki anak tangga kembali kearah kanan dari Silawe.

Kedua curug ini dikala musim kemarau tidak banyak airnya.
  Setiap sebelum bulan puasa dimulai, warga sekitar air terjun ini acapkali mengadakan ritual yang sering disebut “Ngloro Sengkolo”, dimana dalam ritual tersebut diharuskan membawa gunungan hasil panen milik warga setempat dengan cara diarak dari Lapangan Sutopati sampai Curug Silawe .  Dalam ritual ini selain untuk membersihkan diri baik batin maupun fisik juga menandakan rasa syukur kepada yang maha kuasa atas limpahan rezeki yang mereka terima dari hasil pertanian selama satu tahun.